Saturday 8 October 2011

Sabarlah Kakak


 Sabarlah Kakak

by in a relationship with on Friday, 28 January 2011 at 21:34
>

by RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF on Friday, January 28, 2011 at 11:48am
   Hari yang cukup berat bagiku. Lembaran-lembaran rekening koran terasa memburamkan mataku, ditambah lagi beberapa trouble di program komputer yang baru. Kepala seperti berasap, Alhamdulillah deras hujan siang ini meneduhkanku. Sejenak kubuka HP dan mengirimkan pesan singkat untukmu. Sesibuk apapun aku tak pernah mengabaikanmu.

   Saat ini aku sungguh-sungguh mengkhawatirkanmu. Tadi pagi aku harus berangkat ke kantor lebih awal, sementara engkau, kakakku tersayang berangkat lebih siang. Sebenarnya aku telah memintamu untuk istirahat di rumah tapi engkau bersikeras dan memaksa untuk tetap bekerja. "Kasihan anak-anak," katamu.

~~@~~

   Gerimis belum juga reda, sambil berlari kecil kudekap tas kesayanganku. Langkahku terhenti, urung masuk ke pos satpam yang begitu kental dengan aroma rokok. Aku hanya berdiri di teras, menikmati gerimis sore sambil memperhatikan teman-temanku yang pulang satu persatu. Kuambil telepon genggamku, penuh antusias kutelepon kakakku. Kucoba beberapa kali namun belum juga ada jawaban. Beberapa saat kemudian ada pesan singkat: "Saya sedang mengajar, dek. 5 menit lagi telepon ya." Senyumku pun mengembang.

~~@~~

   "Halo, assalamu'alaikum Kakak," sapaku penuh kelembutan. Terbayang wajah pucat yang tersenyum manis padaku.


   "Wa'alaikum salam, Adekku sayang. Apa kabar matahariku? Semoga senja tak meredupkan sinarmu." dalam suara yang serak pun engkau tak kehilangan kelebayanmu.

   "Alhamdulillah baik. Kakak ada di mana sekarang, kok bising banget?"

   "Sedang menuju ke Pondok Kopi, Dek. Di sini gerimis." Kurasakan kepenatan yang sangat di parau suaramu.

   "Ya sudah, Kak. Kakak hati-hati ya..." belum sempat kuselesaikan kalimatku, tiba-tiba sambungan telepon sudah terputus. Kutelepon kembali sampai berkali-kali tak juga diangkat. Ada rasa perih yang tiba-tiba menyeruak hatiku.

   Dengan lincah kutekan tombol-tombol huruf di HPku. "Segitunya sih, Kak. Aku pikir kakak naik sepeda motor dan bukan naik bus," begitu isi smsku. Sedikit pun tak ada rasa amarah di hatiku, justru rasa khawatir yang makin membelenggu.

   "Bukan begitu etikanya, seperti orang yang baru datang dan langsung mengajak pulang!" keras sekali kau membalas smsku.

   Lantas siapa yang tidak sopan? Engkau yang menutup telepon sementara aku belum menyelesaikan pembicaraan. Tanpa sadar air mataku menetes, menyatu dengan rintik gerimis yang membasahiku. Aku sungguh kecewa, engkau menyalahartikan maksudku. Aku sama sekali tidak ingat bahwa sepeda motornya sedang diservis di bengkel hari ini. Yang kupikirkan saat itu adalah keselamatanmu.

~~@~~

   Beberapa minggu ini kau uji kesabaranku. Aku menyayangimu, tak hendak kucampur dengan amarah dan kecewaku. Aku sungguh berharap engkau pun begitu. Sabarlah, Kakak....

No comments:

Post a Comment