Wednesday 19 October 2011

Apabila Kita Ketagih Hiburan


Apabila Kita Ketagih Hiburan

by LayarMinda on Wednesday, 02 March 2011 at 23:16
 NORDEN MOHAMED 
Hiburan. Istilahnya sahaja sudah menyeronokkan kerana ia mengingatkan kita untuk relaks dan bersantai. Menurut Kamus DBP, hiburan itu sesuatu yang menyukakan dan menggembirakan hati. Ia juga adalah sesuatu yang menyeronokkan yang mampu mengalih perhatian, mengikut Kamus Merriam-Webster pula. Melihat kepada maknanya, hiburan itu suatu aktiviti yang ringan.

Namun, oleh kerana ia menggembirakan, maka hiburan menjadi rekreasi kegemaran yang akan dilakukan oleh kebanyakan daripada kita. Meskipun pada mulanya hiburan adalah sesuatu yang sampingan, oleh kerana ia menjadi minat manusia yang meluas, maka hiburan menjelma menjadi satu industri.

Sedangkan revolusi industri di United Kingdom pada kurun ke-18 dan ke-19 yang telah mengubah sama sekali sosio-budaya dan sosio-ekonomi manusia, hiburan tidak pernah menjadi pilihan manusia untuk dikembangkan. Sebaliknya, bidang pertanian, pengeluaran, perlombongan, pengangkutan dan juga teknologi yang menjadi penjana asal revolusi industri itu.

Hiburan yang berupa acara sampingan, kini sudah menjadi acara utama kerana hiburan menjenguk dan mencelah di mana-mana, pada setiap ruang dan ketika. Kita bangun pagi bukan lagi kerana mendengar kokokan ayam, tetapi bila muzik rancak berkumandang daripada jam di telefon bimbit.

Apabila memutar ke stesyen radio, kita mendengar celoteh juruhebah yang lebih gemar memperkatakan topik-topik yang lawak hingga kita tertawa. Kita sudah tidak mendengar juruhebah yang memperingat kita dengan informasi atau menasihati kita kata-kata hikmat. Lawak hanya menghiburkan. Ia tidak akan membahagiakan seperti mendengar kata-kata hikmat.

Di akhbar-akhbar, berita-berita tentang ekonomi, masalah sosial dan bisnes jarang sekali dipilih menjadi tajuk utama. Sebaliknya berita-berita orang-orang politik yang berpolemik, cerita sensasi dan berbaur seks lebih mendapat tempat kerana ia berunsur hiburan. Di televisyen juga, drama, program realiti, konsert dan peragaan fesyen didapati lebih banyak daripada program-program berupa informasi, penyelidikan dan keilmuan.

Apabila kita membuka internet, terdapat berjuta-juta gerbang dan laman berupa hiburan hinggakan kita terlupa menjadikan komputer sebagai alat untuk memperoleh ilmu, bukannya untuk mendapat hiburan. Hiburan kini muncul di mana-mana. Hinggakan kita bukan lagi memilih hiburan untuk merehatkan fikiran, tetapi kita terpaksa memilihnya kerana ia dipersembahkan dalam beranika bentuk. Justeru itu, kita dileka dan dilalaikan. Tanpa kita sedari, kita tidak boleh hidup tanpa hiburan barang seketika.

Santapan rohani kita bukan lagi solat, zikir dan tafakur. Bukan lagi melihat mentari senja terbenam, atau melihat sekawan burung berterbangan pulang ke sarang. Sebaliknya santapan rohani kita adalah persembahan yang tentunya mengandungi muzik yang bergemuruh bunyinya dan cerita tahyul yang menakutkan hingga ia memberi kesan terhadap tabiat tidur kita.

Santapan jasmani kita bukan lagi pergi ke hutan memikat burung, berlari di sawah dengan berkaki ayam atau berperahu mudik ke kuala. Santapan jasmani kita adalah tarian yang diiringi muzik yang membingitkan. Kalau adapun yang bersukan, jumlah yang menjadi penontonnya lebih ramai daripada yang beraksi di padang atau gelanggang.

Santapan minda kita bukan lagi bahan bacaan yang mendatangkan manfaat, tetapi santapan minda kita adalah bahan bacaan yang bukannya fakta tetapi fitnah, bukannya celoteh tetapi cercaan, bukannya berita tetapi hampas cerita yang sudah dibaca berulangkali sama ada di majalah mahupun di internet.

Sebenarnya, hiburan itu bagus jika ia dinikmati secara sambilan. Ia sampingan, bukan keutamaan. Ia sepatutnya merehatkan, bukannya meleka dan melalaikan. Sebaliknya, jika kita nikmati hiburan tidak tentu masanya, kita menjadi akibat dilolokkan. Akhirnya, kita menjadi manusia hedonis ~ manusia yang suka berseronok di sepanjang masa. Sedangkan keseronokan itu bukannya kebahagiaan.

Kerana keseronokan selalunya seketika.
Kebahagiaan lazimnya berpanjangan.


- Artikel iluvislam.com


Kurangnya ilmu


Kurangnya ilmu

by Resam Melayu on Wednesday, 02 March 2011 at 22:56
Bicara dengan sahabat yang sebangsa pada suatu petang menarik untuk dikongsi bersama. Perbualan mengenai perbilangan adat Melayu. Apa yang kurang enak didengar apabila sahabat saya memperlekehkan orang dahulu yang tidak tahu menggunakan perbilangan yang betul serta tidak mengikut hukum.

Saya bertanya, apakah contoh yang dimaksudkan? Katanya " biar mati anak jangan mati adat". Menurutnya perbilangan ini harus dibuang dan tidak sesuai digunakan lagi kerana lebih mementingkan adat daripada anak sendiri. Malah bertentangan dengan norma kehidupan. "Ibarat zaman jahiliah Arab yang menanam anak sendiri demi adat kuno mereka", tambahnya lagi.

Saya cuma tersenyum. Pokoknya, jawapan yang harus diberikan ialah bukan kerana maksud perbilangan adat tersebut tetapi sebenarnya dia yang salah paham. Terlalu ramai yang mencemuh perbilangan ini. Di internet mahupun di buku tulisan adat N.S. Tetapi kenapa mereka tidak memahami maksud sebenar anak di sini? Anak bukan bermaksud anak manusia, malah anak di sini ialah anak pinang. Seperti juga ramai yang tidak paham tentang peribahasa 'seperti melepaskan batok ditangga.. Tegasnya ialah batok dan bukannya batuk. Kejahilan kita yang menyebabkan orang lain turut sama terpesong..

Strategi Musuh Membusukkan Islam dari Dalam


Strategi Musuh Membusukkan Islam dari Dalam

by Mantan Intelijen on Wednesday, 02 March 2011 at 22:52
Pada tahun 2003, sebuah dokumen resmi berjudul CIVIL DEMOCRATIC ISLAM: Partners, Resources and Strategies, dikeluarkan oleh RAND Corporation, sebuah Pusat Penelitian & Pengkajian Strategi tentang Islam & Timur Tengah, yang berpusat di Santa Monica – California dan Arington – Virginia, di USA, atas biaya Smith Richardson Foundation. Rand Corporation yang dulunya adalah perusahaan persenjataan Douglas Aircraft Company di Santa Monica-California didirikan setelah berakhirnya perang dunia ke-2. Kini perusahaan tersebut melihat dirinya sebagai lembaga think tank independen, walaupun sebagian besar dana untuk 800 orang staf penelitinya diperoleh dari pengerjaan proyek penelitian badan militer AS, Pentagon.
Dokumen tersebut memuat agenda komprehensif kebijakan Amerika Serikat & sekutunya yang dijalankan di Dunia Islam selama ini, sekaligus pemetaan kekuatan Islam dan rencana-rencana untuk memecah belah dan menciptakan konflik di tengah masyarakat Islam yang dikemas melalui berbagai program bantuan untuk dunia Islam.
Dokumen lain yang terbit pada bulan Desember tahun 2004, diproduksi oleh Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat (National Inteligent Concil/NIC) yang diketuai Robert Hutchings membuat prediksi akan masa depan dunia yang tertuang dalam laporan berjudul Mapping The Global Future. Laporan tersebut sudah diberitakan oleh harian USA Today edisi 13 Februari 2005 dan juga dikutip harian Kompas edisi 16 Februari 2005.
Inti dari laporan NIC tersebut adalah memperkirakan skenario peristiwa yang akan terjadi pada tahun 2020. Adapun kemungkinan skenario yang akan terjadi tahun 2020 menurut NIC adalah :
a. Dovod World: Kebangkitan ekonomi Asia dengan China dan India akan menjadi pemain penting ekonomi dan politik dunia.
b. Pax Americana : Dunia masih tetap dipimpin dan dikontrol oleh Amerika Serikat.
c. A New Chaliphate : Bangkitnya kembali KHILAFAH ISLAMIYAH, sebuah pemerintahan Islam Global yang mampu memberikan tantangan pada norma-norma dan nilai-nilai global barat.
d. Cycle of Fear : Munculnya lingkaran ketakutan, yaitu ancaman terorisme dihadapi dengan cara-cara kekerasan dan pelanggaran aturan, atau dengan kata lain akan terjadi kekacauan di dunia, kekerasan dibalas kekerasan.
Dokumen NIC tersebut juga menyertakan pendapat dan pandangan 15 Badan Intelijen dari 15 Negara Barat yang dipimpin oleh AS. Terhadap prediksi mengenai peran global Amerika Serikat yang dibuat pada tahun 2004 tersebut, NIC telah merevisi dengan mengeluarkan sebuah laporan baru berjudul “Mapping Global Future” yang dikeluarkan pada tahun 2008 yang lalu. Inti dari prediksi terbaru NIC adalah bahwa pengaruh Amerika Serikat akan berkurang pada tahun 2025, akan tetapi masih tetap memegang kendali penting terhadap politik global. Dalam bahasa Hillary Clinton, menteri luar negeri Amerika Serikat “Amerika tidak bisa memecahkan sendiri masalah yang mendesak dengan kekuatannya sendiri, dan dunia tidak bisa memecahkannya tanpa Amerika. Kita harus menggunakan smart power, keseluruhan perangkat yang ada ditangan kita”. Smart power adalah kombinasi hard power of command dengan soft power of attraction.
Terkait dengan kebijakan terhadap dunia Islam, hal ini berarti Amerika Serikat dan sekutunya akan menghalalkan segala cara demi menghancurkan Islam dan Umat Islam.
Pada tahun 2007, Rand Corp, kembali menerbitkan dokumen dengan judul Building Moderate Muslim Networks, yang juga didanai oleh Lembaga Donasi Smith Richardson Foundation. Dokumen terakhir ini memuat langkah-langkah strategis untuk membangun Jaringan Muslim Moderate yang Pro Barat di seluruh Dunia Islam.
Baik Rand Corp., maupun Smith Richard Foundation adalah lembaga-lembaga yang berafiliasi dengan gerakan Zionisme Internasional dimana para personilnya adalah bagian dari gerakan bawah tanah Freemasonry-Illuminati, sekte yahudi yang berpegang pada kitab Talmud. Mereka juga selalu mengunakan istilah “Komunitas Internasional” untuk mengganti istilah Zionisme Internasional, agar maksud dan tujuan sebenarnya tersamarkan dan sekaligus memanipulasi negara-negara non Barat dan non muslim lainnya.
Kedua Dokumen produksi Rand Corp maupun prediksi National Intelligent Council tersebut sudah diadopsi sepenuhnya oleh Pentagon (Departemen Pertahanan AS) dan Departemen Luar Negeri AS sebagai kebijakan Resmi Pemerintah AS yang tengah diterapkan terhadap Dunia Islam. Dokumen tersebut bisa diakses langsung melalui http://www.rand.org/
Berikut ini Resume dari Agenda dan Strategi Pecah Belah Islam yang termuat dalam kedua Dokumen Resmi produksi Rand Corp. tersebut:
- Komunitas Internasional menilai bahwa Dunia Islam ada dalam Frustasi dan Kemarahan, akibat dari periode keterbelakangan yang lama dan ketidak-berdayaan komparatif serta kegagalan mencari solusi dalam menghadapi kebudayaan global kontemporer.
- Komunitas Internasional menilai bahwa upaya umat Islam untuk kembali kepada kemurnian ajaran Islam adalah suatu ancaman bagi peradaban Dunia Modern, dan bisa mengantarkan kepada Clash of Civilization (Benturan Peradaban).
- Komunitas Internasional menginginkan Dunia Islam yang ramah terhadap Demokrasi dan Modernitas serta mematuhi aturan-aturan Internasional untuk menciptakan perdamaian global.
- Komunitas Internasional perlu melakukan pemetaan Kekuatan dan Pemilahan Kelompok Islam untuk mengetahui kawan dan lawan, serta pengaturan strategi dengan pengolahan sumber daya yang ada di Dunia Islam.
- Komunitas Internasional mesti mempertimbangkan dengan sangat hati-hati terhadap elemen-elemen, kecenderungan-kecenderungan, dan kekuatan-kekuatan mana dalam Islam yang mereka ingin perkuat; apa sasaran dan nilai-nilai dari persekutuan potensial yang berbeda itu; dan siapa yang akan dijadikan anak didiknya; dan konsekuensi-konsekuensi lebih besar seperti apa yang akan tampak ketika memperluas agenda-agenda masing-masing; termasuk resiko mengancam atau mencemari kelompok-kelompok atau orang-orang yang sedang dibantu oleh AS dan sekutunya.
Komunitas Internasional membagi Umat Islam dalam Empat Kelompok, yaitu:
1.Fundamentalis: yaitu kelompok masyarakat Islam yang menolak nilai- nilai Demokrasi dan kebudayaan Barat Kontemporer, serta menginginkan formalisasi penerapan Syariat Islam.
2.Tradisionalis: yaitu kelompok masyarakat Islam Konservatif yang mencurigai modernitas, inovasi dan perubahan. Mereka berpegang kepada substansi ajaran Islam tanpa peduli kepada formalisasinya.
3.Modernis: yaitu kelompok masyarakat Islam Modern yang ingin Reformasi Islam agar sesuai dengan tuntutan zaman, sehingga bisa menjadi bagian dari modernitas.
4.Sekularis: yaitu kelompok masyarakat Islam Sekuler yang ingin menjadikan Islam sebagai urusan privasi dan dipisah sama sekali dari urusan negara.
Komunitas Internasional melakukan penilaian terhadap tiap kelompok sebagai berikut :
Fundamentalis: sangat anti Barat sehingga menjadi ancaman bagi demokrasi dan modernitas. Mendukung kelompok ini bukan suatu opsi bagi Barat, kecuali untuk pertimbangan taktis sementara. Penghancuran Fundamentalis menjadi suatu keharusan.
Tradisionalis: tidak anti Barat tapi penuh kecurigaan terhadap modernitas, sehingga mudah terpengaruh oleh Fundamentalis. Karenanya, kelompok ini harus dirangkul dan dijauhkan dari Fundamentalis, tapi mesti selalu diwaspadai.
Modernis: Pro Demokrasi dan Modernitas serta dekat dengan Barat dalam nilai dan kebijakan, sehingga bisa digunakan untuk mengcounter berbagai pemikiran Islam Fundamentalis. Namun ada kendala-kendala serius bagi Modernis di tengah masyarakat Islam.
Sekularis: Pro Barat dan bisa dimanfaatkan, namun terkadang sulit menjadi sekutu karena afiliasi ideology yang berbeda. Karenanya, kelompok ini hanya bisa dimanfaatkan sepanjang memiliki ideology yang menopang demokrasi dan modernitas.
Komunitas Internasional menetapkan strategi terhadap tiap kelompok sebagai berikut:
1.Mengkronfotir dan Menentang Kaum Fundamentalis, dengan jalan :
(a) Menentang tafsir mereka atas Islam dan menunjukkan ketidak-akuratannya
(b) Mengungkap keterkaitan mereka dengan kelompok-kelompok dan aktivitas-aktiviats illegal.
(c) Mengumumkan konsekuensi dari tindak kekerasan yang mereka lakukan.
(d) Menunjukkan ketidak-mampuan mereka untuk memerintah.
(e) Memperlihatkan ketidak-berdayaan mereka mendapatkan perkembangan positif atas negara-negara mereka dan komunitas-komunitas mereka.
(f) Mengamanatkan pesan-pesan tersebut kepada kaum muda, masyarakat tradisionalis yang alim, kepada minoritas kaum muslimin di Barat, dan kepada wanita.
(g) Mencegah menunjukkan rasa hormat dan pujian akan perbuatan kekerasan dari kaum Fundamentalis, ekstrimis dan teroris.
(h) Kucilkan mereka sebagai pengganggu dan pengecut, bukan sebagai pahlawan.
(i) Mendorong para wartawan untuk memeriksa isu-isu korupsi, kemunafikan, dan tidak bermoralnya lingkaran kaum fundamentalis dan kaum teroris.
(j) Mendorong perpecahan antara kaum fundamentalis.
Beberapa bukti tindakan untuk memojokkan kelompok yang disebut Fundamentalis oleh barat tersebut adalah: menafsirkan Al-Qur’an secara sengaja untuk menyesatkan dengan menyatakan penentangan dan pengharaman poligami pada satu sisi, namun menghalalkan perkawinan sejenis, lesbianisme dan homoseksual, mengulang-ulang tayangan gambar yang out of date dan tidak relevan terkait aksi-aksi umat Islam yang dinilai mengandung kekerasan di televisi, sementara itu kegiatan dari berbagai ormas Islam yang bersifat konstruktif seperti menjadi relawan didaerah bencana alam tidak pernah sekalipun ditayangkan, “mengeroyok” dan menyerang argumen narasumber yang berasal dari kelompok yang dianggap fundamentalis dengan format acara dialog televisi 3 lawan 1 seperti acara Todays Dialogue, Save Our Nation, Topik Minggu Ini, wawancara khusus dan lain sebagainya, memenjarakan aktivis-aktivis islam dengan tuduhan teroris atau sebagai pelaku kekerasan, menghapus panggilan kehormatan kiyai, ustadz, habib dalam pemberitaan media massa terhadap aktivis islam yang dianggap fundamentalis.
2. Mendorong Kaum Tradisionalis untuk melawan Fundamentalis, dengan jalan:
(a) Dalam Islam tradisional ortodoks terdapat elemen-elemen demokrasi yang dapat dipakai untuk mengcounter Islam fundamentalis otoriter yang represif dan otoriter.
(b) Menerbitkan kritik-kritik kaum tradisionalis atas kekerasan dan ekstrimisme yang dilakukan kaum fundamentalis.
(c) Mendorong perbedaan antara kaum tradisionalis dan fundamentalis.
(d) Mencegah aliansi antara kaum tradisionalis dan kaum fundamentalis.
(e) Mendorong kerja sama antara kaum modernis dan kaum tradisionalis yang lebih dekat dengan Kaum modernis.
(f) Jika memungkinkan, didik kaum tradisionalis untuk mempersiapkan diri mereka untuk mampu melakukan debat dengan kaum fundamentalis. Karena Kaum fundamentalis secara retorika seringkali lebih superior, sementara kaum tradisionalis melakukan praktek politik “Islam pinggiran” yang kabur .
(g) Di tempat-tempat seperti di Asia Tengah, mereka mungkin perlu untuk dididik dan dilatih dalam Islam ortodoks untuk mampu mempertahankan pandangan mereka.
(h) Melakukan diskriminasi antara sektor-sektor tradisionalisme yang berbeda.
(i) Memperuncing khilafiyah yaitu perbedaan antar madzhab dalam Islam, seperti Sunni – Syiah, Hanafi – Hambali, Wahabi – Sufi, dll.
(j) Mendorong Kaum Tradisionalis agar tertarik dengan modernisme, inovasi dan perubahan.
(k) Mendorong mereka untuk membuat isu opini-opini agama dan mempopulerkan hal itu untuk memperlemah otoritas dari penguasa yang terinspirasi oleh paham Kaum Fundamentalis.
(l)Mendorong popularitas dan penerimaan atas Sufisme.
Beberapa contoh yang menjadi bukti aktivitas program ini diantaranya adalah membiayai beasiswa aktivis JIL seperti Ulil Abshar Abdalah, Sumanto Al Qurtubi Cs untuk sekolah di Amerika Serikat, memuat artikel-artikel yang menghina dan melecehkan Islam di berbagai surat kabar, mengadu domba dengan cara polemik di surat kabar yang tak berkesudahan antara HTI dengan Kiyai Hasyim Muzadi tentang khilafah, membuatt issu “rebutan masjid” antara PKS dengan Muhammadiyah, memanipulasi dan membajak simbol-simbol ormas islam seperti NU dan Banser, seperti yang dilakukan oleh AKKBB, Guntur Romli dan Nuril dalam peristiwa Monas dan peristiwa di pengadilan negeri Jakarta Pusat dan dibenturkan dengan FPI. Serta berita yang terbaru adalah promosi kepada Ulil Abshar Abdalah untuk menjadi Ketua Umum PB Nahdatul Ulama, agar NU dapat dijadikan kendaraan kelompok Liberal dalam mengacak-ngacak Islam dari dalam.
3. Mendukung sepenuhnya Kaum Modernis, dengan jalan :
(a)Menerbitkan dan mengedarkan karya-karya mereka dengan biaya yang disubsidi.
(b)Mendorong mereka untuk menulis bagi audiens massa dan bagi kaum muda.
(c) Memperkenalkan pandangan-pandangan mereka dalam kurikulum pendidikan Islam.
(d) Memberikan mereka suatu platform publik.
(e) Menyediakan bagi mereka opini dan penilaian pada pertanyaan-pertanyaan yang fundamental dari interpretasi agama bagi audiensi massa dalam persaingan mereka dengan kaum fundamentalis dan tradisionalis, yang memiliki Web sites, dengan menerbitkan dan menyebarkan pandangan-pandangan mereka dari rumah-rumah, sekolah-sekolah, lembaga-lembaga, dan sarana yang lainnya.
(f) Memposisikan sekularisme dan modernisme sebagai sebuah pilihan “counterculture” bagi kaum muda Islam yang tidak puas.
(g) Memfasilitasi dan mendorong kesadaran akan sejarah pra-Islam dan non-Islam dan budayannya, di media dan di kurikulum dari negara-negara yang relevan.
(h) Membantu dalam membangun organisasi-organisasi sipil yang independent, untuk Mempromosikan kebudayaan sipil (civic culture) dan memberikan ruang bagi rakyat biasa untuk mendidik diri mereka sendiri mengenai proses politik dan mengutarakan pandangan-pandangan mereka.
Beberapa bukti tindakan dalam program ini adalah: mengubah muatan kurikulum pendidikan di pesantren-pesantren dengan biaya dari negara-negara barat, menggunakan slogan-slogan “time is Money, “dengan pengeluaran sekecil-kecilnya menghasilkan pendapatan yang sebesar-besarnya”, pada masa lalu dalam mata pelajaran PMP dikenalkan gambar-gambar rumah ibadah masing-masing agama dengan tulisan dibawahnya “semua agama sama”, mendirikan berbagai LSM baru yang bergerak dibidang kajian dan filsafat Islam, seperti Wahid Institute, Ma’arif Institute, LkiS, Yayasan Fahmina, LSAF, ICIP, ICRP dan lain-lain, menyebarluaskan artikel dan tulisan produksi LSM-LSM yang dibiayai Amerika, yang intinya menyatakan bahwa semua agama adalah hasil karya manusia dan merupakan peradaban manusia, untuk tujuan menggoyahkan keyakinan iman agama Islam, membiayai web site JIL, blogg Guntur Romli dan siaran radio kongkow bareng Gus Dur.
4. Mendukung secara selektif Kaum Sekularis, dengan jalan:
(a) Mendorong pengakuan fundamentalisme sebagai suatu musuh bersama
(b) Mematahkan aliansi dengan kekuatan-kekuatan anti Amerika berdasarkan hal-hal seperti nasionalisme dan ideologi kiri.
(c) Mendorong ide bahwa agama dan Negara juga dapat dipisahkan dalam Islam dan bahwa hal ini tidak membahayakan keimanan tapi malah akan memperkuatnya.
Beberapa contoh tindakan ini adalah: membangun mitos tentang sekulerisme, memanipulasi hari peringatan Pancasila untuk kepentingan sekularisme, pluralisme dan liberalisme, mengkampanyekan penampilan ke-soleh-an individual dan mencegah berlakunya perda-perda yang disebut perda syariat.
Untuk menjalankan program-program diatas maka, dalam dokumen Building Moderate Muslim Networks, Pemerintah Amerika Serikat harus menyediakan dana bagi individu-individu dan lembaga-lembaga seperti LSM, pusat kajian di Universitas-Universitas Islam maupun Universitas umum lainnya dan membangun jaringan antar komponen tersebut untuk memenuhi tujuan-tujuan Amerika.
Sebagai contoh keberhasilan membangun jaringan ini adalah apa yang pernah ditempuh oleh Amerika Serikat ketika mensponsori Kongres Kebebasan Budaya (Conggress of Cultural Freedom), dimana pertemuan ini berhasil membangun komitmen antar elemen untuk membentuk jaringan anti komunis. Upaya yang serupa juga perlu dilakukan untuk membangun jaringan anti Islam. Bahkan bila perlu, sikap tidak setuju dengan kebijakan Amerika perlu sesekali ditampilkan oleh para aktivisnya sekedar untuk menampilkan citra independen dari Amerika dan Barat serta membangun kredibiltas semu para aktivis liberal pro barat, demi mencapai tujuan utamanya memusuhi Islam secara keseluruhan.
Amerika dan Barat dalam dokumen tersebut sepenuhnya sadar bahwa mereka terlibat dalam sebuah peperangan yang merupakan perang dengan senjata maupun perang ide. Dalam konteks ini Amerika dan Barat ingin memenangkan perang dengan cara “ketika ideologi kaum ekstrimis tercemar dimata penduduk tempat asal ideologi itu dan dimata pendukung pasifnya”. Kalimat ini jelas adalah merupakan tujuan Amerika dan Pihak barat lainnya untuk menghancurkan Islam dan menjauhkan Islam dari ummat.
Pembangunan jaringan muslim moderat ini dilakukan pada tiga level:
(a) Menyokong jaringan-jaringan yang ada;
(b) Mengidentifikasi jaringan dan mempromosikan kemunculan dan pertumbuhannya.
(c) Memberikan kontribusi untuk membangun situasi dan kondisi bagi berkembangnya faham pluralisme dan sikap toleran.
Sebagai pelaksana proyek ini Departemen Luar Negeri AS dan USAID telah memiliki mandat dan menunjuk kontraktor pelaksana untuk menyalurkan dana dan berhubungan dengan berbagai LSM, Individu di negeri-negeri muslim yaitu National Endowment for Democracy (NED), The International Republican Institute (IRI) The National Democratic Institute (NDI), The Asia Foundation (TAF), dan The Center for Study of Islam and Democracy (CSID).
Usaha untuk membangun jaringan muslim moderat ini pada fase pertama adalah dengan fokus pada sebuah kelompok inti dengan metodelogi organisasi-organisasi bawah tanah, yang kemudian berdasarkan penilaian Amerika baru ditingkatkan menjadi jaringan terbuka apabila situasi dan kondisi memungkinkan.
Adapun kelompok-kelompok yang dijadikan sasaran untuk direkrut dan dijadikan anak didik Amerika dan Barat adalah :
(a) Akademisi dan Intelektual Muslim Liberal dan Sekuler;
(b) Cendikiawan Muda Muslim yang Moderat;
(c) Kalangan Aktivis Komunitas;
(d) Koalisi dan Kelompok Perempuan yang mengkampanyekan kesetaraan gender;
(e) Penulis dan Jurnalis (wartawan) yang moderat.
Para pejabat di kedutaan Amerika yang berada di negeri-negeri muslim harus memastikan bahwa kelompok ini terlibat dan sesering mungkin melakukan kunjungan ke Amerika Serikat.
Sementara itu program-program prioritas untuk mendukung pembangunan jaringan muslim moderat ini diletakkan pada sektor:
(a) Pendidikan Demokrasi, yaitu dengan mencari pembenaran dari nash-nash dan sumber-sumber Islam terhadap demokrasi dan segala sistemnya.
(b) Dukungan pada Media massa untuk melakukan liberalisasi pemikiran;Kesetaraan Gender, yang merupakan medan tempur utama dalam perang pemikiran dengan kelompok Islam;
(c) Advokasi Kebijakan, untuk mencegah agenda politik kelompok Islam.
Pihak Amerika juga sadar bahwa ide-ide radikal berasal dari Timur Tengah, oleh karenanya perlu dilakukan upaya “Arus Balik” yaitu menyebarkan ide-ide dan pemikiran dari intelektual-intelektual moderat dan modernis yang berhasil dicuci otak dan setuju dengan westernisasi dan gaya hidup barat, yang bukan berasal dari Timur Tengah, seperti Indonesia. Tulisan dan pemikiran moderat dari kalangan di luar Timur Tengah ini harus sesegera mungkin diterjemahkan dalam bahasa arab untuk disebarkan di kawasan Timur Tengah.
Di sinilah terdapat jawaban, mengapa akhir-akhir ini Indonesia sering dijadikan tempat pertemuan Internasional cendikiawan dan intelektual muslim dari berbagai negara yang disponsori oleh Amerika dan negara barat lainnya. Dan saat ini banyak sekali produk-produk baik berupa tulisan maupun film yang diproduksi oleh kaum “intelektual islam indonesia” yang disebarkan dan diterjemahkan dalam bahasa arab. Semua bantuan dana dan dukungan politik ini tujuan utamanya adalah untuk memerangi Islam dan Umat Islam.
Dalam konteks politik di Indonesia, secara keseluruhan agenda-agenda yang disusun oleh koalisi Zionis Salibis Internasional tersebut tengah berjalan. Bisa kita lihat bukti-bukti dari berbagai fenomena yang ada di kehidupan masyarakat Indonesia. Bermunculannya berbagai LSM yang didirikan oleh tokoh-tokoh “Islam” yang memproduk berbagai materi anti Islam dan memusuhi Islam, media massa yang selalu memberitakan negatif tentang umat Islam, bermunculannya tokoh-tokoh liberal yangn memegang posisi sebagai opnion maker, bahkan dalam penyusunan kabinet yang terakhir ini, posisi-posisi kunci diserahkan kepada orang-orang yang sangat pro Amerika, seperti menteri-menteri bidang perekonomian yang sejak dulu hingga sekarang selalu dipegang oleh kelompok yang sama.
Inti dari seluruh dokumen yang diproduksi berbagai lembaga proxy zionis adalah berisi agenda tentang rencana menghancurkan Islam dari dalam, yaitu dengan menggunakan berbagai kaki tangan mereka alias antek mereka untuk memecah belah, mengadu domba dan melakukan politik belah bambu. Cara ini juga yang digunakan oleh mereka ketika meruntuhkan kekhilafaan Islam dan menjauhkan umat Islam dari Syariat Allah.
Kiranya umat Islam di Indonesia segera perlu menyadari strategi pecah belah, adu domba dan belah bambu yang dijalankan oleh koalisi Zionis Salibis Internasional untuk menghancurkan Islam dari dalam. Konspirasi iblis ini dilakukan dengan menyediakan dana hingga milyaran dollar, demi tujuan menghancurkan Islam. Dengan kesadaran dari umat Islam, terutama tokoh-tokoh Islam yang masih istiqomah, maka menjadi kewajiban dari tokoh-tokoh tersebut agar dapat segera membangunkan umat Islam dari mimpi dan tidur panjang. Dan Allah telah mengingatkan kita melalui firmanNya : “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka.” (QS arRo”du : 11) Jika kita diam berpangku tangan dan tidak peduli maka kita akan menjadi santapan empuk musuh.
“… dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS anNisa : 79).
Peperangan antara haq dan batil memang akan terus berlanjut. Hizbulloh di satu sisi berhadap-hadapan dengan hizbusysyaithon di sisi yang lain. Kaum muslimin diwakili mujahidin sebagai cermin hizbulloh sementara kaum kuffar dan antek-anteknya sebagai pengejawantahan hizbusysyaithon. Pertarungan ini akan terus berlanjut – sebagaimana dinubuatkan Rasululloh sholollohu alaihi wasalam – hingga yaumil qiyamah.
Musuh kita hari ini yang dipimpin oleh Amerika Serikat – anak haram Zionis Yahudi – berupaya mati-matian melindungi induknya, tidak hanya dengan menggunakan cara kekerasan tapi juga cara-cara kotor. Mereka menciptakan virus, bakteri dan kuman untuk disuntikkan ke dalam tubuh pergerakan umat Islam, sehingga kita tak berdaya melawan mereka. Inilah strategi musuh dalam upayanya menghancurkan kita. Makar mereka dibeberkan dalam dokumen resmi mereka. Allah subhanahu wa ta’ala jauh-jauh hari telah mengingatkan kita:
“Orang-orang Yahudi dan Nashoro tidak akan senang kepadamu sehingga kamu mengikuti agama mereka…” (QS alBaqoroh : 120)
‘Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup…” (QS alBaqoroh : 217)
“Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus…” (QS anNisa : 102)
Diambil dari: http://abuicanimovic.blogspot.com/2010/04/bagaimana-musuh-mengkotak-kotakkan-kita.html (dengan sedikit perubahan)
 ·  · Share

Memorized Qur'aan at Age 82


Memorized Qur'aan at Age 82

by ILoveAllaah.com on Thursday, 03 March 2011 at 08:16
A Grandmother Who Completed Memorizing the Qur'an at Eighty-Two Years Old


 As Read by Dr. Saleh as Saleh

Al-Hamdulillaah (All-Praise is due to Allah), the One Who said (what means): "And in truth We have made the Qur'aan easy to remember; but is there any that remembers?" Surah 54: 32

Many all over the world memorize the Qur'aan, and it is not strange to see the youth memorizing the Noble Qur'aan and an early age. Al-Hamdulillaah, the One who made the Qur'aan easy for remembrance, had made it easy for Umm Saalih age 82. In an interview with Umm Saalih, she was asked the following questions:

Q1: "What was the reason that drove you to memorize the Qur'aan after so many years?"

She said, "I always hoped to memorize the Qur'aan from the time I was young. My father always used to invoke Allaah for me to become one of the memorizers of the Qur'aan, like himself and like the elder brothers of my family who memorized it. So I memorized in the beginning about three parts and then after I completed the age of thirteen, I got married and became busy with the household and the children. After I had seven children, my husband died. They (the children) were all young so I took the time to raise them and educate them, and then after they grew up and got married, I had more time for myself. Therefore, the first thing I directed myself to focus upon was the Qur'aan.

Q2: "Tell us about your journey with the Noble Qur'aan."

She said, "My younger daughter was going to high school and she was the closest of my children to me and the most beloved, because she stayed with me after her older sisters got married and got busy with their lives, and because she was a quiet girl, upright, loving, and good. In addition, she was interested in learning the Noble Qur'aan, and her teachers encouraged her.

Furthermore, she was very enthusiastic and always told me of many women who were driven by this great motivation to memorize the Qur'aan, and this is where I started."

Q3: "Tell me about your way of memorization."

She said, "We assigned ten verses (meaning her and her daughter who was going to high school). So each day after Asr, we used to sit together. She reads and I repeat after her three times. Then she explains the meaning to me, and after a while, she repeats that three times. On the next morning, she repeats them to me before she goes to school. 

She recorded also the recitations of Ash Shaykh al Husary, Rahimuhullaah, repeating each verse three times and thus I continued to listen most of the time. Therefore, the next day we would go to the next ten verses if my memorization was good. Otherwise, we would postpone taking additional verses until the day after. Moreover, we assigned the day of Friday to review the memorizations of the entire week. And this was the journey from the beginning." 

Then she said, "Over four years and a half, I memorized twelve juz" according to the way I described to you. Then this young daughter got married. When her husband knew of our task concerning the memorization, he rented a house close to me, close to my house, so that he could allow the continuation of the memorization. In addition, he, May Allah reward him used to encourage us and sometimes sit with us listening, explaining and teaching. 

Then after three years of her marriage, my daughter got busy with the children and the household and our schedule was interrupted, but that did not make her give up. To the contrary, she sensed that my eagerness for the memorization was still established so she looked for a special good teacher to continue the journey under her supervision. So, I completed the memorization by the success of Allaah and my daughter is still working to finish the memorization of the Glorious Qur'aan. She has a little left, In Shaa Allaah Ta'aala.

Q4: "This motivation of yours, did it have an effect on other women around you?"

She said, "It really had a good strong effect. My daughters and stepdaughters were all encouraged and worked on learning and teaching the Qur'aan to their children and learning it themselves.

Q5: "After finishing the Noble Qur'aan, don't you think about working on memorizing hadith?"

She said, "Now I have memorized ninety hadith and In Shaa Allaah I will continue the journey. I depend, in my memorization, upon the tapes and upon the Qur'aan radio station. At the end of each week, my daughter comes and checks for me the memorization of three hadith, and I am trying now to memorize more.

Q6: "Over this period of memorization of the Qur'aan, did your life change? Was it affected in one way or another?"

She said, "Yes, I went through a major change and I tried always, all praise is due to Allaah, to obey Allaah before I started the memorization. However, after I started the task of memorization, I began to feel a self-comfort, a great self-comfort and all worries began to move away from me. I even reached the stage of freeing myself from all these excessive worries concerning fearing for the children and their affairs, and my morale was boosted. 

I had a noble objective to work for and this is a great Ni'mah (Favor) from Allaah . upon me, since we know that some women, when they get old and they do not have a husband, and their children got married, may be destroyed by the empty time, thoughts, worries, and so forth. But, AlHamdulillaah, I didn't go through this and I made myself busy with a great task and a great objective.

Q7: "Didn't you think at one point, to join one of the circles focusing on teaching the Noble Qur'aan?"

The answer was, "Yes, some of the women suggested this to me, but I am a woman who got used to staying at home, and I don't like to go out everyday, and Al Hamdulillaah, my daughter sufficed me from all difficulty and I was so happy while I was learning from her. My daughter had set an example in goodness and righteousness which we rarely find in our days. 

She started this task and journey with me while she was an adolescent and this is a critical age many people complain of. She used to pressure herself so that she could have spare time to teach me, and she used to teach me with kindness and wisdom. Her husband was a good help to her and he exerted a lot of effort. I ask Allaah . to give them success and to bring their children up on uprightness."

Q8: "What do you say to a woman of your age who wishes to learn and memorize the Qur'aan yet she is worried about it and feeling unable to?"

She said, "I say to her there their shall be no despair with the firm, sincere and truthful determination. Begin with sincerity, firm determination and dependence on Allaah at each time. And remember that at this age you should have the time for yourself. However, do not use your time to only go out or to sleep and so forth. Rather, busy yourself with righteous work.

Q9: "Now what would you say to a woman who is still young? What would you advise her?"

She, may Allaah preserve her, said: "Preserve Allaah and He will preserve you. Make use of the favor of Allaah bestowed upon you from health and ways and means of comfort. Use that to memorize the Book of Allaah. This is the light which enlivens your heart, your life and your grave after you die.

And if you have a mother then exert the effort to teach her, and there is no better favor upon a mother than one of her righteous children aiding her to be close to Allaah."

Presented on the 1st of Muharram 1426, Feb 10th 2005. Originally published in Ad-Da'wah Magazine, no.1552, 17th of Rabee' Al-Awwal 1417,corresponding to Aug 1, 1996. 
 ·  · Share

Padah Melayan Cinta Monyet, jalan menghampiri zina


Padah Melayan Cinta Monyet, jalan menghampiri zina

by Jom Tutup Aurat dan jaga akhlak on Thursday, 03 March 2011 at 08:17
“Apa yang dimaksud ‘terlajur’ pada ayat ustaz tu?” Tanya seorang pembaca setia laman blog penulis.

“Usahlah ditanya, cukuplah kalimah tersebut menghantui kepala saya sejak kebelakangan ini” Penulis cuba meredakan hati yang sedikit risau melihat gelagat muda-mudi masa kini. Mungkin para teman dan pembaca tertanya-tanya kenapa terlalu banyak mesej pesanan di yahoo messenger hingga memeningkan sesetengah sahabat-sahabat, tidak cukupkah sekali dihantar?

Penulis terpaksa berbuat sedemikian bagi menjawab banyak pertanyaan sama yang diajukan di dalam e-mail, bahkan yang terbaru betul-betul menguji kesabaran penulis. Apakah ini yang dikatakan darah muda yang berani memperlakukan perbuatan terkutuk ini?

Ada yang mengaku telah ditebuk oleh teman lelaki, terkapai-kapai mencari jalan pulang kepada-Nya.

Allahu Rabbi…!

Namun paling merisaukan penulis, penyakit kronik ini berlaku dikalangan anta anti yang mempunyai asas ilmu agama sebagai pendiding. Ingatkan cerah hingga ke petang, hujan pula dipertengahan.

Inilah yang penulis persoalkan.

Allah Ta'ala berfirman yang bermaksud: “Dan (sebaliknya) sesiapa yang berada di dunia ini (dalam keadaan) buta (matahatinya), maka ia juga buta di akhirat dan lebih sesat lagi jalannya.” al-Israa’ (17:72)

Ada yang berpendapat fatrah masa pertunangan adalah waktu untuk berkenal-kenalan, jadi apa salahnya untuk keluar bersama ke taman-taman rekreasi, pusat hiburan dan sebagainya. Ini adalah pandangan yang fasad dan tidak diiktiraf oleh agama. Mana tidak semua hujah atau dalil tersebut berbaur khayalan dan bayangan iblis bagi memuaskan nafsu semata-mata.

Pendirian penulis berkenaan dengan NO COUPLE SEBELUM KAWIN  sememangnya tetap tegar dari sekolah, universiti sehinggalah penulis akan merasai nikmat berkahwin itu sendiri. Mungkin penulis antara individu yang amat tajam dalam mengkritik individu yang bercinta hingga meleret-leret sebelum kahwin.

Terkadang terasa rimas dengan sikap sesetengah daripada kawan-kawan yang bercinta kononnya, sungguh mengajar erti kesabaran. Mabuknya melampau-lampau. Tunduk ego kelakian, dan lembik tengok para wanita.

Bahkan penulis sering beranggapan golongan yang bercinta sebelum kahwin ini kadang-kadang boleh menjadi munafik. Bagaimana pula? Kenapa tidak, semasa bercinta semuanya sikap yang baik-baik ditonjolkan, daripada cakap-cakap romantik, hadiah yang tidak pernah putus-putus, puji-pujian yang melangit dan sebagainya. Tetapi selepas kahwin, berapa ramai yang kekal dengan lakonan masa cinta tengah mekar subur sebelum ini, jarang sekali akan ketemu mereka yang masih ingat pada skrip yang pernah dihamburkan dulu.

Inilah salah satu puca perceraian yang tinggi di tanah air kerana pasangan berasa tertipu selepas belang sebenar pasangan mereka terdedah bilamana merasai sendiri bayangan rumahtangga yang sebenar.

TIADA MATLAMAT HIDUP JELAS 

Bagi yang sudah terdedah dengan gaya hidup bebas, keluar bersama untuk dating, beriba dan bertepuk tampar bukanlah sesuatu yang pelik. Penulis terkedu mendengar kisah hidup masyarakat muda-mudi Malaysia yang sudah ala-ala barat. Masalah ber-couple dan membawa balik pasangan ke rumah sudah menjadi perkara biasa, yang hairannya ibu bapa sendiri yang merestui hubungan haram itu.

Belum cerita lagi tidur sekatil yang makin menjadi ‘biasa’. Maksiat? Dosa? Semunya tidak terasa dek kerana matlamat menghalalkan cara.

“Niat kami baik, bukan nak main-main pun, sampai masa kami kahwin la. Kamu sibuk kenapa? Macamlah baik sangat”

Biasa dengarkan ayat di atas?

Lain pula ceritanya dengan pasangan yang berkopiah dan bertudung litup, terkadang penulis tergelak keseorangan dengan lakonan wara’ mereka. Berhenti solat di masjid semasa keluar bersama, maklumlah alim dan wara’, miscall qiamullail, sms tazkirah dan sebagainya antara skrip murahan harian mereka.

Mabuk orang bercinta ni memang dahsyat. Mengapa mabuk, rindu dendam yang sama tidak diaplikasikan dalam bercinta dengan Allah Ta'ala. Pelik bukan? Mulut kita mengaku cinta Allah Ta'ala, sayang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, namun amalannya masih jauh daripada hakikat sebenar.

“Macam mana nak kenal peribadi bakal isteri kalau tak bergayut dulu” antara alasan yang pernah diberikan kepada penulis.

Teringat penulis cerita lama orang tua kita yang berkahwin dan hanya mengenal pasangan masing-masing pada hari perkahwinan. Bahagia mereka lebih daripada pasangan moden yang kenal sampai ke dalam kain sebelum di-Ijab dan Qabul.

Pastinya kenyatan ini dijawab kembali: “Ala itu dulu, sekarang dunia sudah maju, takkan nak ikut cara datuk nenek kita zaman jepun dulu” Penulis terkedu mendengar ayat berapi ini.

SAY : “NO COUPLE”

Persoalan cinta sebelum kahwin ini merupakan tajuk yang panjang. CINTA TIDAK SEMESTINYA MEMBAWA KEPADA COUPLE, namun bahkan cinta boleh menjadi wasilah kepada mungkar lain yang mungkin berlaku tanpa couple.

Allah Ta'ala berfirman yang bermaksud: “Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” al-Furqan (25:74)

Magnet jantina ini sebenarnya satu fitrah dalam kehidupan manusia. Hal ini bukanlah perkara baru bagi kehidupan pelajar ditambah lagi dengan faktor umur di alam kampus tarikan untuk berpasang pasangan merupakan perkara lumrah dan mendarah-daging dalam diri mereka.

Perkenalan di alam sekolah, kenal semasa kursus persediaan, kenal sebab sekelas atau satu universiti, kenal kerana pertukaran nota, bahkan kenal sewaktu sama-sama berprogram merupakan noktah pemulaan kepada eposid cinta remaja, mungkin cinta monyet.

Jadi bagi yang sudah bermula untuk mencari, SEMAK NIAT ANDA. Bagi yang sudah tersasar jauh jadikan cinta Allah Ta'ala benteng ampuh dalam mengawal karenah cinta anda yang bergelora. Akhirnya pesanan penulis kepada semua yang ingin dan tengah bercinta, jangan jadikan couple anda punca tawar hubungan suami isteri selepas kahwin.


MENGAPA MAHU MENCARI KEMARAHAN ALLAH S.W.T SEMATA-MATA INGIN MENCARI BAHAGIA MANUSIA YANG TIADA JAMINAN...?????

Jauhilah maksiat bercinta sebelum kahwin, sinonimnya cinta monyet ini.

Tahanlah dulu rasa cinta tu sebab islam suruh tahan bukannya lama. Lepas dah kahwin nanti luahkanlah…cinta sesama insan atas nama suami isteri adalah cinta yang amat Allah redhai. Bukannya cinta khayalan sepasang kekasih, kotor dengan tipu daya syaitan. Cinta lepas kahwin lagi bermakna. Lagipun rumahtangga yang dibina atas dasar cinta yang terpelihara dari murka Allah…insyaallah akan lebih di berkati.


Melawan fitrah ini bukannya senang. Tapi ingatlah…benda yang susah inilah satu imtihan dari Allah untuk menguji tahap iman kita. Sabarlah dulu pada setiap ransangan nafsu. Perkara yang Allah haramkan ini sekejap saja, Cuma dalam tempoh bersedia belum nak kahwin saja….perkara yang halal dalam islam lagi luas nanti. Didiklah sikit nafsu agar tidak mengatasi akal. Tahan dulu rasa cinta tu untuk diluahkan pada waktu yang sepatutnya nanti. Tentu kemanisannya lebih terasa dan yang penting di iringi rahmat Allah. KUDUSNYA MUJAHADAH MEMELIHARA CINTA DI ATAS LANDASANNYA..

Sentiasalah berdoa pada Allah agar diberi kekuatan dan kesabaran untuk menghadapi semua ini. Kalau rasa masih tidak bersedia lagi, janagan berani bercinta. Di usia kita ini perlu di hijab dengan iman dan khasyatillah (takutkan Allah). Allah jadikan cinta sebagai satu ujian…Allah jadikan di antara lelaki dan perempuan ini fitnah yakni ujian atau kejahatan untuk Allah melihat sejauh mana kita bersabar dengannya dan kita kena ingat bahawa Allah itu maha melihat.

“Ya Allah. Kami ingin belajar untuk mentaati perintah-Mu. Kami belajar untuk menjadi hamba-Mu yang soleh dan solehah. Kami seringkali jatuh dan bangun, jatuh dan bangun lagi, dan lagi. Semoga kami terus dipimpin oleh-Mu, duhai Allah.” Amiin...

Source: http://www.virtualfriends.net/article/articleview.cfm?AID=47914

~jom tutup aurat dan jaga akhlak~





 ·  · Share

KISAH RASULULLAH SEBAGAI PENGAJARAN


KISAH RASULULLAH SEBAGAI PENGAJARAN

by Zahrah Islamiyah on Thursday, 03 March 2011 at 08:13
Jadilah suami soleh yg mengikut sunnah Rasulullah dlm hal2 lain juga selain poligami...

Kisah Rasulullah sebagai pengajaran Kalau ada pakaian yang koyak, Rasulullah menampalnya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga mahupun untuk dijual.

Setiap kali pulang ke rumah, bila dilihat tiada makanan yang sudah siap di masak untuk dimakan, sambil tersenyum baginda menyinsing lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur. Sayidatina 'Aisyah menceritakan "Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumahtangga.

Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pula kembali sesudah selesai sembahyang."

Pernah baginda pulang pada waktu pagi. Tentulah baginda amat lapar waktu itu. Tetapi dilihatnya tiada apa pun yang ada untuk sarapan. Yang mentah pun tidak ada kerana Sayidatina 'Aisyah belum ke pasar. Maka Nabi bertanya, "Belum ada sarapan ya Khumaira?" (Khumaira adalah panggilan mesra untuk Sayidatina 'Aisyah yang bererti 'Wahai yang kemerah-merahan') Aisyah menjawab dengan agak serba salah, "Belum ada apa-apa wahai Rasulullah." Rasulullah lantas berkata, "Jika begitu aku puasa saja hari ini." tanpa sedikit tergambar rasa kesal di wajahnya.

Sebaliknya baginda sangat marah tatkala melihat seorang suami memukul isterinya. Rasulullah menegur, "Mengapa engkau memukul isterimu?" Lantas soalan itu dijawab dengan agak gementar, "Isteriku sangat keras kepala. Sudah diberi nasihat dia tetap degil, jadi aku pukul dia." "Aku tidak bertanya alasanmu," sahut Nabi s. a. w. "Aku menanyakan mengapa engkau memukul teman tidurmu dan ibu kepada anak-anakmu?"

Pernah baginda bersabda, "sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik dan lemah lembut terhadap isterinya." Prihatin, sabar dan tawadhuknya baginda dalam menjadi ketua keluarga langsung tidak sedikitpun menjejaskan kedudukannya sebagai pemimpin umat.

Pada suatu ketika baginda menjadi imam solat. Dilihat oleh para sahabat, pergerakan baginda antara satu rukun ke satu rukun yang lain amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi menggerutup seolah-olah sendi-sendi pada tubuh baginda yang mulia itu bergeser antara satu sama lain. Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu langsung bertanya setelah selesai bersembahyang, "Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, tuan sakitkah ya Rasulullah?" "Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sihat dan segar."

"Ya Rasulullah... mengapa setiap kali tuan menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergeselan di tubuh tuan? Kami yakin engkau sedang sakit..." desak Umar penuh cemas. Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Perut baginda yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh baginda.

"Ya Rasulullah! Adakah bila tuan menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya buat tuan?" Lalu baginda menjawab dengan lembut, "Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah akan aku jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?" "Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak."

Baginda pernah tanpa rasa canggung sedikitpun makan di sebelah seorang tua yang penuh kudis, miskin dan kotor. Hanya diam dan bersabar bila kain rida'nya direntap dengan kasar oleh seorang Arab Badwi hingga berbekas merah di lehernya. Dan dengan penuh rasa kehambaan baginda membasuh tempat yang dikencing si Badwi di dalam masjid sebelum menegur dengan lembut perbuatan itu.

Kecintaannya yang tinggi terhadap ALLAH swt dan rasa kehambaan yang sudah sebati dalam diri Rasulullah saw menolak sama sekali rasa ke tuanan.

Seolah-olah anugerah kemuliaan dari ALLAH langsung tidak dijadikan sebab untuknya merasa lebih dari yang lain, ketika di depan ramai mahupun dalam keseorangan.

Pintu Syurga telah terbuka seluas-luasnya untuk baginda, baginda masih lagi berdiri di waktu-waktu sepi malam hari, terus-menerus beribadah hinggakan pernah baginda terjatuh lantaran kakinya sudah bengkak-bengkak. Fizikalnya sudah tidak mampu menanggung kemahuan jiwanya yang tinggi. Bila ditanya oleh Sayidatina 'Aisyah, "Ya Rasulullah, bukankah engaku telah dijamin Syurga? Mengapa engkau masih bersusah payah begini?" Jawab baginda dengan lunak, "Ya 'Aisyah, bukankah aku ini hanyalah seorang hamba? Sesungguhnya aku ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur."

Rasulullah s. a. w. bersabda,"SAMPAIKANLAH PESANKU WALAUPUN SEPOTONG AYAT.."