Saturday 8 October 2011

Kepadamu, calon Isteriku Bidadari Syurgaku ...


Kepadamu, calon Isteriku Bidadari Syurgaku ...

by in a relationship with on Friday, 28 January 2011 at 21:24
Kepadamu, calon Isteriku Bidadari Syurgaku ...

by Abu Hanifah on Friday, January 28, 2011 at 4:04pm



Apa khabarnya iman-mu hari ini?
Sudahkah hari-mu diawali dengan syukur kerana dapat menatap kembali fana-nya hidup ini?

Wahai Calon Isteriku Bidadari Syurgaku..

Tahukah engkau betapa Allah SWT menyayangiku dengan amat sempurnanya?
Disini, di istana penantian ini aku ditempa untuk menjadi dewasa dan siap mendampingimu kelak.
Meski terkadang tempaan itu tidak kusyukuri, namun aku merasa menjadi lebih baik saat ini.
Hatiku yang rapuh berkali-kali diuji agar menjadi tangguh.
Sehingga kelak saat kita bertemu, kau akan bangga telah memiliki aku di hatimu.

Entah dimana dirimu sekarang. Tapi aku yakin, Allah pun juga amat mencintaimu,
dan kini tengah melatihmu menjadi mujahidah yang tangguh, hingga akupun bangga memilikimu kelak.

Sebuah kisah pernah kudengar:

"aku meminta pada Allah setangkai bunga yang indah

Dia memberi aku kaktus berduri
Aku minta pada Allah haiwan mungil nan cantik

Dia beri aku ulat berbulu
Aku sempat kecewa, dan protes, Betapa tidak adilnya ini..

Namun kemudian kaktus itu berbunga sangat indah sekali,
dan ulatpun tumbuh dan berubah menjadi kupu-kupu yang teramat cantik.

Itulah jalan Allah, Indah pada waktunya.

Allah tidak memberi apa yang kita inginkan, tapi Allah memberi apa yang kita perlukan."

Aku yakin, kaulah yang aku memerlukanmu untuk mendampingiku kelak, meski ku bukan seperti apa yang kau harapkan.
Tapi, selama nafas ini masih ada, ku kan selalu berusaha berikan yang terbaik menurut-Nya, Insya Allah..




Wahai Calon Isteriku Bidadari Syurgaku...

Aku ini seorang yang sangat cemburu. Tapi kalau Allah dan Rasulullah lebih kau cintai daripada aku,
aku harus rela, Aku harap begitu pula dengan dirimu.

Kerna cemburunya seorang suami adalah bukti bahwa engkau begitu ingin melindungiku,
menjaga kehormatanku.

Saat aku masih dalam asuhan ayah dan bunda, tidak lain doaku adalah ingin menjadi anak yang soleh,
agar kelak di akhirat dapat menjadi bekal tabungan kedua orangtuaku.

Namun nanti setelah menjadi suamimu, doaku bertambah, Semoga Allah menjadikanku pendamping (Suami) yang soleh,
agar kelak di syurga kita dipertemukan dan cukup aku yang menjadi pahlawanmu, mendampingi dirimu yang solehah.

Apa yang kuharapkan darimu adalah kesolehan, semoga sama halnya dengan dirimu,
Kerna apabila rupawan yang kau harapkan dariku, hanya kesia-siaan yang kan kau dapati.




Wahai calon Isteriku Bidadari Syurgaku yang dirahmati Allah...

Aku masih haus akan ilmu. Namun berbekal ilmu yang kumiliki saat ini,
aku berharap dapat menjadi suami yang sentiasa mendapat keredhaan Allah dan dirimu.

ketika kelak telah lahir generasi penerus dakwah Islam dari pernikahan kita,
bantu aku untuk bersama mendidik dan membesarkannya dengan harta yang halal,
ilmu yang bermanfaat, dan terutama dengan menanamkan pada diri mereka
ketaatan kepada Allah SWT.

Apabila suatu hari nanti hanya ada sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita,
Tak akan aku namai dengan "gubuk derita". Kerana itulah markas dakwah kita,
tempat kita nantinya mengatur strategi, mendidik mujahid/mujahidah kecil kita
untuk menjadi tangguh.

Wahai Calon Isteriku Bidadari Syurgaku yang kurindukan...

Coretan ini hanyalah sebahagian kecil dari isi hatiku.
Kelak saat kita bertemu, siapkanlah dirimu untuk mendengar konsep masa depan
yang ingin kurajut bersamamu.

Pertemuan denganmu kelak adalah kejutan besar yang tengah Allah persiapkan untuk kita.

Moga Redha Allah sentiasa menyertai kita dalam langkah dan harakah kita.
Amin..
 ·  · Share

No comments:

Post a Comment